Tanggal 28 November kemaren, aku lupa memperingati hari apa, di chevron ada kegiatan nanam 1000 atau 1.000.000 pohon gitu aku lupa nanam berapa pohon. Aku dan beberapa nak smp1 yang lain ikutan. Sumpah ya dari sekolah jalan kaki ke chevron-nya. Tanjakan semua, udah itu bajuku belapi lapis gara gara baju ari chevron lengan pendek. Hh menderita. Dari kelasku yang ikut 5 orang (dari kiri ke kanan): Aku, Isan, Hani, Arum, Kiki. Awalnya dari kelasku yang mau ikut ada 15 orang, tapi ternyata di batasin. Hmmm.
Kegiatan disana cuman nanam pohon, lalu ada games berhadiah gitu. Simpel tapi seru kok. Dan seperti biasa aku selalu kurang persiapan, aku gabawa sekop -______- Jadi kan disana dibagi kelompok gitu, kelompokku namanya “Randu” anggotanya sekitar 15 orang.
Selesai nanam, panitia ngasih tau kalo acara berikutnya tiap kelompok harus nampilin sesuatu. Mampus. Untung pas itu cuman disuruh baca puisi, di kelompokku ada 2 orang yng jago. Dan ternyata pas baca puisi itu mesti dikreasiin juga. Tambah mampus aku pas itu.
kelompok randu diskusi. Sambil berdiri. Tapi tenang, ujung ujungnya duduk juga kok.
Dari diskusi lama tapi singkat itu kita sepakat pakai puisi yang judulnya “Puisi Alam” di kreasikan pake operet gitu. Dan inilah konsepnya :
Burung burung bersiul sambil terbang ngelilingin panggung. FYI, yang jadi burung itu Aku, Kiki, Lulu, Wulan.
Manusia manusia itu juga merusak pohon pohon tempat tinggal kami para burung, para burung berusaha ngelawan, tapi manusia itu terlalu kuat. Maaf buat yang ini fotonya ga ada. hehe
Manusia keji itu perlahan membunuh teman sesama burung (kiki sama wulan) lalu burung cantik (aku sama lulu) cuman bisa nangis liatnya
Dan akhirnya Aku sama Lulu sebagai burung yang masih bertahan, kita hanyalah burung yang menunggu untuk jatuh. Ceilaah.
Yang baca “Puisi Alam” itu Farhana sama Arum. Anggota kelompok lain yang gak dapet peran tugasnya nyanyi di belakang Arum sama Farhana buat ngiringin puisi gitu. Selama tampil urat maluku putus, gak putus sepenuhnya sih. Banyangkan! Aku jadi burung ngepak ngepak tangan keliling panggung. Lalu pas tampil kan aku yang ngebuka, pas ngasih salam gitu ada yang teriak “Waalaikumsalam Ayam!” ke kita (atau lebih tepatnya ke arahku .___.) HAHA. Sekali seumur hidup aku jadi burung, aku maunya hewan yang lebih eksotis, kayak macan, cacing, buaya gitu kan lebih macho.