Anda Pengunjung Ke :

Jumat, 27 Mei 2016

Makna Namanya

Percakapanku dengan seorang teman membahas arti dari nama masing-masing.
Aku dari dulu emang gapernah tau arti apa yang terkandung dalam namaku selain ungkapan bulan Februari pada Pebriani. Dan uniknya lagi aku dipanggil Pebi, bukan Pebri, bukan Febi juga.

"Mungkin memang gada arti khusus di namaku. Gada maknanya." kataku menjawab pertanyaannya.
"Ooh pantes orangnya juga gada maknanya.." canda temanku itu. Untung aku sedang tidak dalam mood untuk mengacak-acak mukanya, yang katanya tanpa diacak-acak pun mukanya sudah berantakan.

"Nanti kalau aku punya anak, aku mau kasih nama MAKNA, jadi udah jelas ada makna-nya" lanjutku.
"Hmmmm"
"Maqna, pakai q.."
"Magna, pakai g.."
"Hng. Haha" Aku tertawa hampir tanpa alasan.

 Kemudian kami beralih ke pembicaraan lain.

Selesai.

Kamis, 05 Mei 2016

Kepala 2

24 Februari 2016...
Kepalaku bertambah 1.

20 tahun sudah aku mencicipi manis-asin-pahit-asem-hambar-pedas daaaaan nikmatnya hidup.
Semakin tua, semakin dewasa (semoga) rasanya semakin banyak pula aku kehilangan. Mungkin kurang tepat kalau aku menyebutnya kehilangan, karena Tuhan mempertemukanku dengan banyak hal baru. Kurang tepat kalau aku menyebutnya kehilangan, karena mereka tidak hilang, hanya saja mereka pun sepertiku, bertemu banyak hal-hal baru.

Rasanya banyak sekali kejutan yang aku alami belakangan, semakin banyak pelajaran yang aku dapatkan, dan semakin aku menghargai setiap waktu yang sebegitu berharganya. Aku bersyukur aku masih diberi kesempatan mencicipi berbagai rasa hidup sampai saat ini.

Aku bertemu orang-orang yang takpernah kusangka akan menjadi bagian penting dari hidupku sekarang. Orang-orang dengan berbagai latar belakang dan keunikan yang semakin membuka mataku bahwa setiap orang sangat luar biasa dengan segala hal pada diri mereka.

Tak pernah terbayang aku akan berteman dengan para "Bidadari Surga", teman-teman terbaikku yang selalu kutemui setiap harinya dan tidak pernah membiarkanku tersesat.
Kemudian aku menemukan keluarga baruku disudut lorong CC Barat kampusku, keluarga yang membuatku mau berkenalan dengan penampilan musik.
Juga mereka yang selalu mewacanakan untuk jalan-jalan. Terimakasih sudah mengajakku yang paling buta arah untuk melihat indahnya Bandung. Walaupun bagiku kini Bandung telah menjadi indah di semua sisinya.
Juga 2 maniak fisika dan seorang seniman hebat yang selalu menjadi partner terbaikku untuk berbagai misi perubahan (?)

Tak terbayang juga aku bertemu dengan seseorang, mengenalnya, dan aku memintanya untuk tidak pergi.. Bodoh sekali.








Terimakasih atas cintanya,
Entah cinta atu bukan, setidaknya terimakasih massih menyediakan tempat untukku, mungkin dihati, mungkin di otak, atau ditempat apapun yang mereka sediakan.