Anda Pengunjung Ke :

Selasa, 30 Agustus 2016

Mimpi Besar Anak-Anak Talegong

Masih tentang KKN...

3 minggu tinggal bersama warga Desa Mekarwangi, membawa misi pendiidkan untuk anak-anak disana.

Membuka wawasan mereka bahwa dunia lebih luas dari batas-batas desa mereka..

Meyakinkan mereka bahwa mereka juga berhak bermimpi tinggi dan memperjuangkannya..

Video singkat tentang semangat dan keceriaan anak-anak Desa Mekarwangi, Kecamatan Talegong


Terimakasih Adik-Adik Talegong

Cerita ini ditulis pada awalnya hanya untuk memenuhi laporan akhir KKN, tapi pas nulisnya malah baper sendiri. Sedikit sharing aja tentang KKN ku beberapa waktu lalu.
Sedikit tentang banyak pembelajaran hidup yang kudapat selama 3 minggu. Hehe

Perasaan takut dan ragu beberapa hari menjelang eksekusi KKN. Kepikiran apakah selama disana aku bisa beradaptasi? Bagaimana dengan warga disana.. Apakah akan baik padaku.. Bagaimana dengan makanku selama disana.. Bagaimana dengan kegiatanku disana, apakah akan bermanfaat nantinya. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu cukup menggangguku. Namun aku tau, superteam Tema Pendidikan sudah berusaha mempersiapkan yang terbaik agar selama disana baik-baik saja. InsyaAllah.

Perjalanan kesana tidaklah menyenangkan, harus menggunakan mobil tentara entah apa itu namanya. Mual luar biasa sepanjang perjalanan sehingga aku memutuskan untuk tidur atau sekedar memejamkan mata. Aku berharap keberjalanan KKN ini tidak seburuk perjalanan kesana.
Sampai di lokasi kami semua disuguhi pemandangan luar biasa indah sepanjang perjalanan. Aliran sungai, hutan, hamparan gunung-gunung, dan sawah warga menemani perjalanan mendaki kami yang tidak singkat. Tapi kami tak bisa langsung beristirahat karena ada beberapa masalah mengenai masalah penempatan rumah yang cukup pelik ternyata. Jadilah beberapa dari kami masih merasa digantungkan mengenai massalah tempat tinggal, walaupun paada akhirnya kami dicarikan tempat tinggal sementar.

Aku dan beberapa teman yang serumah alhamdulillah menempati rumah sesuai dengan yang direncanakan. Rumah salah satu kepala RW disana, rumah Bapak Encar dan keluarga. Rumah ini tampak biasa-biasa saja dari luar, kami cukup terkejut karena rumah ini tidak memiliki penerangan memadai dan tidak memiliki kamar mandi. Kami sempat kebingungan dan mengeluhkan hal tersebut pada awalnya. Untuk mencapai kaamar mandi terdekat kami harus berjalan cukup jauh dulu. Ditambah lagi ada beberapa kami yang terserang penyakit diare semakin sulit dengan tidak adanya kamar mandi. Tapi lama kelamaan hal tersebut menjadi tidak masalah. Kami pun mulai terbiasa dengan hal tersebut. Bangun sebelum subuh untuk ke kamar mandi dan tidur agak malam karena saling menunggu satu sama lain untuk mandi.

Sambil beradaptasi dengan kondisi disana, kami tetap harus menjalankan program kami membawa misi pendidikan di Kampung Gandasoli dan sekitarnya. Dengan segala persiapan yang matang kami berharap program dapat berjalan sesuai yang kami inginkan.

Sudah menjadi rutinitas di rumah kami, kebetulan rumah yang saya tempati merupakan pusat logistik, sehingga kami serumah merangkap sebagai staf logistik untuk menyiapkan segala kebutuhan program setiap harinya. Kami melakukannya dengan senang karena kami semua memiliki niat dan tujuan yang sama, InsyaAllah.

Minggu pertama disana, kami berkenalan dengan sekolah-sekolah yang ternyata untuk menuju kesana memakan waktu yang cukup lama dengan medan jalanan yang tidak mudah. Kami harus melewati perjalanan mendaki, berbatu, hutan rimba, ditambah licinnya jalanan di minggu pertama akibat hujan setiap harinya. Kami kelelahan karena belum terbiasa. Tapi itulah yang harus dilalui anak-anak disana untuk mencapai sekolah mereka. Rasanya malu kalau harus mengeluh terus.
Perasaan kagok saat pertama kali menyapa adik-adik. Gugup. Panik. Takut. Tapi seiring berjalannya waktu, semua perasaan jelek itu kalah dengan perasaan bahagia kami mengajar dan bermain bersama mereka. Rasa lelah pun sudah tidak lagi kami rasakan, semua terbayar dengan tawa dan kelakuan mereka.

Tim Pendidikan memang bertugas untuk mengajar disana. Semakin kesini rasanya ssudah tidak bisa dibilang kalau selama KKN pekerjaan kami hanyalah mengajar. Menurutku justru kamilah yang banyak belajar dari anak-anak itu. Aku jath cinta dengan segala kesederhanaan mereka, aku jatuh cinta dnegan senyum dan cerita mereka, aku jatuh cinta dengan kejujuran dan ketulusan mereka dalam berucap maupun bertindak.

Dari mereka aku belajar betapa indahnya dunia dengan rasa syukur, bersyukur atas apa yang Tuhan berikan, Lapangnya hati dengan senantiasa bersyukur. Bersyukur ditengah segala keterbatasan. Walaupun serba sederhana bahkan kekurangan mereka tetap tersenyum dan bahagia. Hal kedua yang aku pelajari adalah kesederhaan dalam berbahagia. Bahagia tidak perlu mahal, bahagia bisa didapat dimana-mana. Bahagia itu sederhana. Bermain bersama teman, mengetahui hal-hal baru, bermain layangan, makan bersama keluarga, kedatangan teman baru.. Bahagia sesederhana itu.
Aku juga belajar tentang kasih sayang dan ketulusan. Inilah yang paling aku sukai dari mereka. Hidup dengaan kasih sayang berlimpah, hubungan yang baik antar satu sama lain, dan lingkungan yang gemar bergoting royong. Semuanya dilakukan dengan ketulusan yang terpapar jelas di wajah mereka.


Terimakasih Talegong, terimakasih KKN Tematik ITB. Mengambil mata kuliah ini adalah pilihan yang tidak salah dan merupakan pengaalaman terbaikku selaama aku berkuliah di ITB. Aku belajar tentang indahnya mengabdi pada masyarakat. Indahnya hidup jika kita bisa bermanfaat untuk sesama. Terlebih jika hidup yang tidak panjang ini didedikasikan untuk kesejahteraan masyarakat banyak.Perasaan takut dan ragu beberapa hari menjelang eksekusi KKN. Kepikiran apakah selama disana aku bisa beradaptasi? Bagaimana dengan warga disana.. Apakah akan baik padaku.. Bagaimana dengan makanku selama disana.. Bagaimana dengan kegiatanku disana, apakah akan bermanfaat nantinya. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu cukup menggangguku. Namun aku tau, superteam Tema Pendidikan sudah berusaha mempersiapkan yang terbaik agar selama disana baik-baik saja. InsyaAllah.

Perjalanan kesana tidaklah menyenangkan, harus menggunakan mobil tentara entah apa itu namanya. Mual luar biasa sepanjang perjalanan sehingga aku memutuskan untuk tidur atau sekedar memejamkan mata. Aku berharap keberjalanan KKN ini tidak seburuk perjalanan kesana.
Sampai di lokasi kami semua disuguhi pemandangan luar biasa indah sepanjang perjalanan. Aliran sungai, hutan, hamparan gunung-gunung, dan sawah warga menemani perjalanan mendaki kami yang tidak singkat. Tapi kami tak bisa langsung beristirahat karena ada beberapa masalah mengenai masalah penempatan rumah yang cukup pelik ternyata. Jadilah beberapa dari kami masih merasa digantungkan mengenai massalah tempat tinggal, walaupun paada akhirnya kami dicarikan tempat tinggal sementar.

Aku dan beberapa teman yang serumah alhamdulillah menempati rumah sesuai dengan yang direncanakan. Rumah salah satu kepala RW disana, rumah Bapak Encar dan keluarga. Rumah ini tampak biasa-biasa saja dari luar, kami cukup terkejut karena rumah ini tidak memiliki penerangan memadai dan tidak memiliki kamar mandi. Kami sempat kebingungan dan mengeluhkan hal tersebut pada awalnya. Untuk mencapai kaamar mandi terdekat kami harus berjalan cukup jauh dulu. Ditambah lagi ada beberapa kami yang terserang penyakit diare semakin sulit dengan tidak adanya kamar mandi. Tapi lama kelamaan hal tersebut menjadi tidak masalah. Kami pun mulai terbiasa dengan hal tersebut. Bangun sebelum subuh untuk ke kamar mandi dan tidur agak malam karena saling menunggu satu sama lain untuk mandi.

Sambil beradaptasi dengan kondisi disana, kami tetap harus menjalankan program kami membawa misi pendidikan di Kampung Gandasoli dan sekitarnya. Dengan segala persiapan yang matang kami berharap program dapat berjaalan sesuai yang kami inginkan.

Sudah menjadi rutinitas di rumah kami, kebetulan rumah yang saya tempati merupakan pusat logistik, sehingga kami serumah merangkap sebagai staf logistik untuk menyiapkan segala kebutuhan program setiap harinya. Kami melakukannya dengan senang karena kami semua memiliki niat dan tujuan yang sama, InsyaAllah.

Minggu pertama disana, kami berkenalan dengan sekolah-sekolah yang ternyata untuk menuju kesana memakan waktu yang cukup lama dengan medan jalanan yang tidak mudah. Kami harus melewati perjalanan mendaki, berbatu, hutan rimba, ditambah licinnya jalanan di minggu pertama akibat hujan setiap harinya. Kami kelelahan karena belum terbiasa. Tapi itulah yang harus dilalui anak-anak disana untuk mencapai sekolah mereka. Rasanya malu kalau harus mengeluh terus.
Perasaan kagok saat pertama kali menyapa adik-adik. Gugup. Panik. Takut. Tapi seiring berjalannya waktu, semua perasaan jelek itu kalah dengan perasaan bahagia kami mengajar dan bermain bersama mereka. Rasa lelah pun sudah tidak lagi kami rasakan, semua terbayar dengan tawa dan kelakuan mereka.

Tim Pendidikan memang bertugas untuk mengajar disana. Semakin kesini rasanya ssudah tidak bisa dibilang kalau selama KKN pekerjaan kami hanyalah mengajar. Menurutku justru kamilah yang banyak belajar dari anak-anak itu. Aku jath cinta dengan segala kesederhanaan mereka, aku jatuh cinta dnegan senyum dan cerita mereka, aku jatuh cinta dengan kejujuran dan ketulusan mereka dalam berucap maupun bertindak.

Dari mereka aku belajar betapa indahnya dunia dengan rasa syukur, bersyukur atas apa yang Tuhan berikan, Lapangnya hati dengan senantiasa bersyukur. Bersyukur ditengah segala keterbatasan. Walaupun serba sederhana bahkan kekurangan mereka tetap tersenyum dan bahagia. Hal kedua yang aku pelajari adalah kesederhaan dalam berbahagia. Bahagia tidak perlu mahal, bahagia bisa didapat dimana-mana. Bahagia itu sederhana. Bermain bersama teman, mengetahui hal-hal baru, bermain layangan, makan bersama keluarga, kedatangan teman baru.. Bahagia sesederhana itu.
Aku juga belajar tentang kasih sayang dan ketulusan. Inilah yang paling aku sukai dari mereka. Hidup dengaan kasih sayang berlimpah, hubungan yang baik antar satu sama lain, dan lingkungan yang gemar bergoting royong. Semuanya dilakukan dengan ketulusan yang terpapar jelas di wajah mereka.

Terimakasih Talegong, terimakasih KKN Tematik ITB. Mengambil mata kuliah ini adalah pilihan yang tidak salah dan merupakan pengaalaman terbaikku selaama aku berkuliah di ITB. Aku belajar tentang indahnya mengabdi pada masyarakat. Indahnya hidup jika kita bisa bermanfaat untuk sesama. Terlebih jika hidup yang tidak panjang ini didedikasikan untuk kesejahteraan masyarakat banyak.

Kamis, 23 Juni 2016

Rabu, 22 Juni 2016

Selasa, 21 Juni 2016

Senin, 20 Juni 2016

#Day15 Dory

Sangat excited pengen nonton Finding Dory udah dari jaman kapan ada berita bakal ada filmnya.
Pas nonton Finding Nemo emang udah greget banget sama ikan pelupa satu ini, kerjanya cuman ngerancuin urusan Papa Nemo haha.

Kalau dipikir pikir, aku ngeliat Dory ini mirip banget sama aku.
Sering banget kelupaan macem-macem, dari hal-hal sepele sampai kadang lupa tujuan hidup. Wkaka gadeng. Secara langsung atau gak langsung, terkadang orang-orang sering kesel juga menghadapi sifat "Dory" ini.

Sering merepotkan orang lain karena kelalaiannya sendiri, tidak bisa ditinggal sendiri, dan sering hilang arah. Aku kayak liat diri sendiri versi ikan haha. Beruntung Dory tidak sendiri, ia punya Nemo dan Papanya yang selalu mengerti.

"I-suffer-from-short-term-memory-loss"

Sebenarnya hal tersebut sudah cukup bisa jadi alasan untuk memaklumi Dory. Tapi ternyata tidak semua orang bisa menerima itu.

Dory mengajarkan untuk menerima kondisi dirinya sendiri walaupun ia tidak menyukainya. Dory mengajarkan bahwa kita tidak akan pernah  melupakan sesuatu yang sangat berharga dalam hidup, dan Dory mengajarkan bahwa sesuatu yang berharga itu harus diperjuangkan.

Dory pun mengajarkan bahwa ada kalanya kita harus berjuang sendiri. Teman-teman dan keluarga tidak bisa selalu bersama kita. Rasanya sulit untuk seseorang yang terbiasa bergantung pada orang lain pada suatu kondisi ia hanya bisa bergantung pada dirinya dan keyakinannya.
Hal tersebut tidak mudah bagi mereka (dan aku) yang bahkan sering tidak meyakini diri sendiri untuk bisa.
Yap, tapi tujuan hidup dan segala sesuatu yang mebuatnya tetap hidup setidaknya bisa membuat jalannya terarah, bisa membuatnya yakin bahwa dirinya mampu melakukannya, bahwa dirinya berhak mendapatkannya..
The power of tekad kuat singkatnya.

Satu lagi yang diajarkan Dory...
Keluarga akan selalu menjadi alasan untuk kembali,

Keluarga adalah mereka yang selalu ada untukmu, tidak pernah meninggalkanmu, selalu menerima apapun keadaanmu, dan mungkin satu-satunya yang mengharapkanmu.

Ayah dan Ibu. Selalu menjadi alasan bagi anaknya untuk terus berjuang dan  menjadi orang baik.
Tidak ada orang lain yang mempercayaimu dan mencintaimu lebih dari mereka.
Ayah-Ibu nya Dory, selalu yakin bahwa anaknya akan pulang. Tidak hentinya setiap hari mereka membuatkan penunjuk arah ke rumah agar Dory tidak tersesat.
Begitulah orang tua, selalu mengarahkan anaknya pada tujuannya. Membiarkan anaknya menentukan jalan dan pilihannya sendiri.

Hiks jadi baper.. wkaka
Btw masih tentang Finding Dory, nemu ginian nih di grup


Kalo Finding Doi mah sampai sekarang belum nemu-nemu, 20 years and still counting.

Menu berbuka hari ini gak di post soalnya beli di luar hehe.
Mama gak nyiapin apa-apa gara-gaara ikutan nonton Finding Dory haha

Minggu, 19 Juni 2016

Sabtu, 18 Juni 2016

#Day13 Rendang



Ini nih makanan yang sempat menjadi makanan terlezat di seluruh dunia.
RENDANG.

Emang bener banget sampai sekarang saya gak bosen bosen makan rendang dan kalo kuliah sering banget minta dikirimin rendang haha.

Kata mama tiap orang punya selera rendangnya masing-masing dan tampilannya bisa beda-beda juga. Orang-orang bilang yang buatan orang Minang rendangnya paling enak Emang bener si wkakak.
Ini rendang versinya orang Banjar, gak kalah enak dengan buatan orang Minang, walaupun lada dan lomboknya dikurangi gara-gara gak terlalu suka pedas ^^

Menu Ramadhan Day 13: Rendang, Terong Goreng, dan Kuah Santan

Kamis, 16 Juni 2016

#Day11 Apa Sebenarnya Kita Sama Buruknya?

Saya menemukan postingan ini di timeline line tadi pagi.
Sebuah opini yang sangat menarik mengenai sikap anak jalanan yang -biasanya kita menyebutnya- tidak tahu terimakasih. Saya kutip kesini, yak ceritanya. Sangat worth untuk dibaca ^^

Rabu, 15 Juni 2016

#Day10 Pemakan Semua


-----cerita masih di draf--------



#Day9 Hati


Menu berbuka di hari ke-9.
Hati.

Hati bukan untuk dimakan, tapi dilindungi dan dijaga.
Hati menjagamu dan membentengi tubuhmu di semua bagian yang kau jaga.


Lah kok isinya jadi gini? Hahaha

Selasa, 14 Juni 2016

#Day8 Tanpa Aji =Tanpa Ayam



Hari ini berbuka puasa tanpa si usil Aji, Aji sedang ikut pesantren Ramadhan di sekolahnya dan harus menginap 1 malam. Gengsi sih bialngnya, tapi sepi juga sebenernya gada Aji di rumah, gada yang bisa diajak berantem hahaha.

Karena Aji gak terlalu suka ikan, biasanya mama bikinin ayam goreng yang khusus buat Aji, Di gorengnya cuman 1 atau 2 potong aja soalnya yang makan ayam goreng cuman Aji, kita makan menu yang lain.

Ada yang kurang rasanya di meja kalau mama gak masak ayam goreng. Biasanya sebelum aku sibuk berantem sama Aji nyuruh dia biar mau makan ikan-ikanan. Tapi Aji sudah jatuh cinta sama ayam goreng mama sepertinya..

Menu berbuka hari ini, hari ke-8 Ramadhan ada PEPES PATIN dengan bumbu pepes terenak sedunia, bukan mau lebay tapi bumbu pepes yang ini memang enak banget dibanding pepes-pepes yang lain, ada sayur sof tanpa bakso dan daging, daaaaaaaam ikan asin kuah asam!

Aku sebenernya gak terlalu suka makanan berbumbu, termasuk pepes. Tapi untuk pepes emak yang 1 ini pengecualian ya. Aku gada campur tangan sedikit pun dalam proses pembuatan bumbu pepes ini (semuanya mama yang ngerjain) guna menjaga cita-rasa alami masakan mama.

Senin, 13 Juni 2016

#Day7 Susu Putih atau Coklat?



Tak terasa sudah seminggu berpuasa berarti sudah seminggu juga berbuka. Krik.
Kebetulan pisang di rumah udah mateng, kita bikin pisang goreng dan pisang-susu-keju-gula untuk ta'jil. Kalau di foto bisa diliat di kanan atas agak ketutup. Haha.

Pas mau nuangin susu aku kaget kok mama nyuruh nuang susu kental manis coklat, selama ini aku taunya pisang begitu pakai susu kental manis putih. Pakai acara debat dulu cuman buat nentuin pake susu apa. Aku kekeuh mau susu putih, mama maunya susu coklat. Gak cuman susu, kita juga perdebatin pakai gula palem atau gausah. Cukup memebuang waktu ternyata menentukan toping yang pas untuk pisang goreng.

Akhirnya kita menemukan win-win solution. Separo pakai susu coklat, separonya lagi pakai susu putih. Untuk gula aku ngalah akhirnya semua pisangnya dikasih gula. Padahal pas buka puasa aku makan dua-duanya. Sama-sama enak mau pakai susu coklat atau susu putih. Atau pengaruh lapar aja kali, ya?

Menu di hari ke 7 Ramadhan ini ada udang sambal merah, sayur sop dengan bakso dan daging, tempe goreng, dan pisang goreng.

Sedang Terjebak

Saya sedang berada di penjara zona nyaman.
Sudah berhari-hari terjebak didalamnya.
Bahagia yang seakan tidak mau dilepas.
Segala hal yang selalu terpenuhi.
Hari-hari yang berlalu tanpa target pasti.

Aku mencoba berhitung, berapa banyak waktu yang sudah terbuang?
Aku coba berpikir, apakah aku sebenernya mempunyai tujuan?

Minggu, 12 Juni 2016

#Day6 Menu Jomblo


Menu berbuka di hari ke-6 Ramadhan.
Hari ini berbuka sendiri di rumah. Abah, mama, Aji, Aira buka di sekolahan Aji dan saya gabisa ikutan huhu. Aku paling gasuka makan apalagi buka puasa sendirian. Sepi banget gada yang diajak ngobrol dan kerasa banget jomblonya.

Jadilah berbuka puasa hari ini dengan menu jomblo, pake bahan makanan sisa kemaren-kemaren dengan porsi sedikit karena yang makan memang cuman 1 orang.
Ada tempe kering, sayur bening bayam, dan kesukaan aku, cumi-cumi! ^^

Sabtu, 11 Juni 2016

#AyoSekolah untuk Desa Mekarwangi dan Mekarmulya

Mereka berkata:

"Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri China."

"Gantungkan cita-citamu setinggi langit!" Lanjutnya.

Beribu kali kita begitu sering mendengar kata-kata tersebut, beberapa memaknainya sepenuh hati, beberapa merasa termotivasi, dan beberapa lagi hanya menganggapnya sebagai angin lalu.

Beruntunglah kita diberi kesempatan untuk merasakan indahnya pendidikan, merasakan nikmatnya ilmu dan belajar apapun yang kita inginkan. Berkesempatan membuka jalan dan melihat cerahnya masa depan, bermimpi, bercita-cita, kemudian menggantungnya dan memperjuangkannya.

Lantas nikmat tadi terkadang membuat kita menjadi angkuh dan lupa bahwa ternyata masih banyak saudara kita yang belum merasakannya. Boro-boro menuntut ilmu sampai ke Negeri China, melanjutkan sekolah pun enggan, tidak ada motivasi belajar, dan bahkan ada hidup tanpa bercita-cita.

Buka mata kita, lihat sekeliling kita, ada banyak cara untuk membantu mereka. Berbagi motivasi dan semangat untuk mereka, semangat belajar dan menuntut ilmu setinggi-tingginya, semangat untuk bercita-cita dan memperjuangkannya, berbagi indahnya dunia dengan ilmu pengetahuan.
Kita sepakat baahwa semangat belajar dan menuntut ilmu harus ditanamkan sejak dini, bukan?


----------------------------------------------------------------------------------

Tentang Kuliah Kerja Nyata-Tematik Institut Teknologi Bandung 2016

Kuliah Kerja Nyata Tematik ITB merupakan kegiatan berbasis pengabdian masyarakat yang berlandaskan pada Tri Dharma Perguruan Tinggi poin ketiga. KKN Tematik ITB diselenggarakan sebagai salah satu wujud implementasi ilmu yang diperoleh dari kegiatan pendidikan dan penelitian di kampus Institut Teknologi Bandung. Kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi suatu solusi untuk permasalahan yang ada di masyarakat, sehingga peran mahasiswa sebagai kaum intelektual dapat terealisasi dalam bentuk pengabdian. Terdapat 4 tema yang diusung pada KKN Tematik ITB 2016, yaitu Infrastruktur, Air, Energi, dan Pendidikan.

Kuliah Kerja Nyata-Tematik ITB tidak hanya sekedar mata kuliah dan formalitas. Peserta kuliah dan panitia pelaksana diseleksi dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Semua kegiatan disusun berdasarkan data, survey, dan disesuaikan dengan kebutuhan, termasuk didalamnya persiapan bagi peserta yang dilakukan dengan serius agar terbentuk mahasiswa-mahasiswi yang peka dan berempati dengan kondisi masyarakat di sekitarnya.

KKN-T ITB tahun ini kembali mengangkat tema Pendidikan sebagai salah satu tema inti dalam pelaksanaannya. Tema ini diangkat berdasarkan hasil survey permasalahan dan kebutuhan di lokasi tempat dilaksanakannya KKN-T ITB 2016, yaitu Desa Mekarwangi dan Desa Mekarmulya yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Tentang Desa Mekarwangi dan Desa Mekarmulya



Desa Mekarwangi merupakan hasil pemekaran dari Desa Selaawi. Letak Desa Mekarwangi termasuk paling jauh dari pusat Kecamatan Talegong. Desa ini berjarak kurang lebih tiga kilometer dari Desa Selaawi. Kontur Desa Mekarwangi juga pegunungan sebagaimana desa-desa lainnya di Kecamatan Talegong. Desa Mekarwangi terdiri dari 3 kadusunan, 6 RW, dan 19 RT. Warga Desa Mekarwangi berjumlah 2248 orang dalam 822 Kepala Keluarga.

Sementara Desa Mekarmulya terletak di areal pegunungan. Desa Mekarmulya terdiri atas 1088 KK yang tersebar di empat kadusunan, yaitu Dusun Cikaramat, Cigembong, Cibaliung, dan Datar Salam. Keempat kadusunan ini menyatu, tidak terpisah jauh seperti di Desa Sukamulya. Di desa tersebut terdapat banyak areal persawahan.

Kedua Desa ini terletak dipinggir Kabupaten Garut dan cukup sulit untuk mencapainya. Mata pencaharian utama warganya adalah berkebun. Penduduk di kedua desa ini sebagian besar berkomunikasi menggunakan bahasa Sunda.

Masalah Pendidikan di Desa Mekarwangi dan Mekarmulya


Masalah utama di daerah ini adalah mengenai masih kurangnya motivasi dan semangat belajar anak-anak. Masih banyak anak-anak yang memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah ke tahap yang lebih tinggi dikarenakan tidak adanya motivasi, dukungan orangtua, dan sarana-prasarana pendidikan yang memadai.
Masih banyak anak-anak yang memutuskan untuk langsung bekerja begitu lulus SD, dan lebih parah bebera diantaranya memutuskan untuk menikah. Hal tersebut bahkan mendapat dukungan dari kedua orangtuanya. Mereka beranggapan tidak perlulah sekolah tinggi-tinggi, lebih baik membantu orangtua bekerja mencari uang di kebun. Kebetulan daerah tersebut memang memiliki potensi alam berupa perkebunan aren yang cukup besar.



Selain anak-anak yang kurang termotivasi dan kurangnya dukungan orangtua untuk melanjutkan sekolah, pendidikan di dua desa ini diperparah dengan fasilitas, sarana, dan prasarana pendidikan yang kurang memadai.

Sarana-prasarana yang dimaksud diantaranya gedung sekolah yang kecil, kotor, dan gersang; madrasah yang sempit dan digunakan bergantian; tidak adanya buku pelajaran baik untuk pendidikan formal maupun informal; alat-alat praktikum yang sangat terbatas dan seadanya; tidak adanya alat peraga penunjang pelajaran; dan lain-lain.

Program yang Akan Dilaksanakan


Berdasarkan kondisi, masalah, dan kebutuhan pendidikan di Desa Mekarwangi dan Mekarmulya tersebut, tim KKN-T ITB Tema Pendidikan mempersiapkan program-program yang akan dilaksanakan pada 17 Juli - 9 Agustus 2016. Kegiatan kami akan terpusat dibeberapa lokasi, yaitu Madrasah Ganasoli, Masjid Ganasoli, Rumah Belajar (Rumah Comdev), Masjid Cipait, SDN Mekarwangi 1, SDN Mekarwangi 2, SMP Ma'Arif, Taman Kanak-Kanak, dan pusat Desa Mekarmulya. Program-program tersebut diantaranya:
  • Penyediaan perlengkapan belajar-mengajar untuk Rumah Comdev yang akan dibangun oleh tim KKN-T ITB Tema Energi,
  • Penyediaan alat peraga penunjang pendidikan untuk sekolah,
  • Penyediaan buku pelajaran dan buku agama,
  • Diskusi cerdas dengan guru tentang memotivasi anak dalam belajar dan bersekolah,
  • Kelas Inspirasi dan motivasi untuk anak-anak,
  • Lomba-lomba dan aktivitas outdoor dengan para pelajar,
  • Penghijauan di sekitar tempat belajar-mengajar,
  • Sosialisasi kepada warga khususnya orangtua mengenai pentingnya melanjutkan sekolah,
  • Ngariung dan diskusi cerdas dengan warga desa,
  • Pentas seni.

Kegiatan tersebut telah dikonsep dengan baik dengan mempertimbangkan kondi simasyarakat Desa Mekarwangi dan Mekarmulya. Semua donasi yang masuk sepenuhnya akan digunakan untuk pelaksanaan program, terutama untuk pemenuhan kebutuhan buku pelajaran dan perlengkapan kegiatan belajar-mengajar.

Doa dan dukungan teman-teman sangat berarti untuk mewujudkan program dan semua kegiatan yang telah disusun dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Semoga semangat menuntut ilmu bagi saudara-saudara kita di Desa Mekarwangi dan Mekarmulya dapat berkobar dan memacu mereka untuk berani bermimpi dan mewujudkannya.

Kami mengajak teman-teman semua untuk berdonasi di www.kitabisa.com/kkntayosekolah
Apabila ada yg kurang jelas atau ada pertanyaan tentang kegiatan ini, teman-teman dapat menghubungi:
Sofya (089629734870) / Pebi (085246201109)
Foto: Dokumentasi survey Lokasi KKN-T ITB 2016


Salam Semangat,


Tim KKN-T ITB 2016 Tema Pendidikan

#Day5 Es Buah Leci



Menu berbuka di hari kelima puasa.
Ikan nila kesukaan saya dan Aira, dibikin acar kuning dan digoreng biasa.
Ditambah es buah khasnya mama, esbuah yang dicampur dengan susu dan sirup leci.
Gada niatan mau bikin, buahnya aja cuman melon sama semangka, tapi berhubung pada gasuka melon, jadinya dibikin es buah aja biar melonnya dimakan hehe.

Jumat, 10 Juni 2016

#Day4 Aira


Ini Aira, Artha yang paling muda.
Tahun ini Aira insyaAllah mulai sekolah di Taman Kanak-Kanak,
Si kecil yang selalu ngerusuh kalau mama lagi video call dengan saya.
Aira selalu tidur diatas jam 10 malam, dan bangun mendekati jam 10 pagi haha.
Hari ini kita tidak berbuka di rumah, jadi tidak ada foto makanan untuk hari ke-empat ramadhan. Sebagai gantinya, ada Aira yang sedang asik makan,
tidak kalah segar dengan menu berbuka, kan ya? 

Alhamdulillah ^^

#Day3 Ikan



Selama kuliah jarang banget makan ikan-ikanan. Makan ayam hampir tiap hari sampai bosen sendiri. Kadang juga males makan nasi, jadi akhirnya beli bihun atau kwetiau buat sarapan atau makan malam.
Jadi Ramadhan ini, lebih tepatnya tiap liburan saya melepas rindu dengan ikan-ikanan. Kata mama saya dari kecil suka banget makan ikan dan makanan laut lainnya, walaupun kadang masih pilih pilih jenis ikannya haha.
Saya paling senang makan ikan patin dimasak bagaimanapun bentuknya. Dagingnya tebal dan lemaknya banyak hahaha. Sayang susah banget nyari rumah makan dengan menu ikan patin yang harganya anak kosan T.T
Ikan patin goreng jadi lauk utama untuk bebuka di hari ketiga puasa ramadhan ini, ditemani dengan sayur santan, tahu, dan tempe bacem.
Buat ta'jilnya kita bikin kolak pisang-nangka-kolangkaling. Kolak yang nangkanya bisa lebih banyak daripada pisangnya. Kebetulan mama mau ngabisin stok nangka yg banyak banget-bangetan.

Alhamdulillah ^^


Kamis, 09 Juni 2016

#Day2 Capcay!


Menu berbuka di hari kedua #RamadhanBerkah tahun ini.
Ada capcay dan cumi tepung mayo.

Saya kalo makan capcay bisa habis sendiri itu semangkok gede haha. Capcay di rumah mah bedaa, gapakai saos dan kecap, kuahnya dicampur maizena biar kental.
Ngegado capcay sebenernya juga udah kenyang, tapi masih ada cumi jaadi sekalian di goreng aja berhubung dua makhluk kecil di rumah gabisa makan sayur.

#Day1 Ramadhan Tahun Ini


Tahun ini alhamdulillah insyaAllah menghabiskan ramadhan full di rumah (mungkin ke kampung ortu juga). 

Setelah homesick banget2an di semester ini, seneng banget bisa pulang walaupun terpaksa meninggalkan beberapa kerjaan. Saya memang sudah sangat penat dengan semester ini dan yang ada dipikiran saya hanya pulang. Sebenarnya keputusan pulang cepat ini juga diambil atas pertimbangan saya mengambil kuliah di bulan Juli-Agustus, jadi dari 3 bulan liburan semester ini, saya rasa 1 bulan untuk pulang sudah sangat cukup mengobati kangen dan jenuh

Yg paling dikangenin selain orang-orang rumah dan segala kericuhannya (2 adik kecil yg selalu bertengkar dan ribut) yaitu masakan mamaaaaa. 
Selama di Bandung belum nemu yg nyamain rasanya. Jadi sering banget minta kirimin makanan kalo lagi kangen (dan juga pas lg gada duit)

Jadi ramadhan ini berdua sama mama (+Aira) kita ikutan challenge (challenge dari dan untuk kita sendiri) bikin dan mengabadikan menu2 berbuka puasa yg insyaAllah dibikin sepenuh hati,sekalian saya belajar untuk mempersiapkan masa depan (?) Gadeng, biar kalo kangen masakan rumah bisa masak sendiri gitu.

Ini masakan rumah di hari pertama puasa.
Ada urap, cumi kecap, perkedel jagung, takjil, dll.

Cek label #RamadhanBerkah untuk challenge ini dan beberapa postingan seputar Ramadhan saya di Balikpapan ^^

Jumat, 27 Mei 2016

Makna Namanya

Percakapanku dengan seorang teman membahas arti dari nama masing-masing.
Aku dari dulu emang gapernah tau arti apa yang terkandung dalam namaku selain ungkapan bulan Februari pada Pebriani. Dan uniknya lagi aku dipanggil Pebi, bukan Pebri, bukan Febi juga.

"Mungkin memang gada arti khusus di namaku. Gada maknanya." kataku menjawab pertanyaannya.
"Ooh pantes orangnya juga gada maknanya.." canda temanku itu. Untung aku sedang tidak dalam mood untuk mengacak-acak mukanya, yang katanya tanpa diacak-acak pun mukanya sudah berantakan.

"Nanti kalau aku punya anak, aku mau kasih nama MAKNA, jadi udah jelas ada makna-nya" lanjutku.
"Hmmmm"
"Maqna, pakai q.."
"Magna, pakai g.."
"Hng. Haha" Aku tertawa hampir tanpa alasan.

 Kemudian kami beralih ke pembicaraan lain.

Selesai.

Kamis, 05 Mei 2016

Kepala 2

24 Februari 2016...
Kepalaku bertambah 1.

20 tahun sudah aku mencicipi manis-asin-pahit-asem-hambar-pedas daaaaan nikmatnya hidup.
Semakin tua, semakin dewasa (semoga) rasanya semakin banyak pula aku kehilangan. Mungkin kurang tepat kalau aku menyebutnya kehilangan, karena Tuhan mempertemukanku dengan banyak hal baru. Kurang tepat kalau aku menyebutnya kehilangan, karena mereka tidak hilang, hanya saja mereka pun sepertiku, bertemu banyak hal-hal baru.

Rasanya banyak sekali kejutan yang aku alami belakangan, semakin banyak pelajaran yang aku dapatkan, dan semakin aku menghargai setiap waktu yang sebegitu berharganya. Aku bersyukur aku masih diberi kesempatan mencicipi berbagai rasa hidup sampai saat ini.

Aku bertemu orang-orang yang takpernah kusangka akan menjadi bagian penting dari hidupku sekarang. Orang-orang dengan berbagai latar belakang dan keunikan yang semakin membuka mataku bahwa setiap orang sangat luar biasa dengan segala hal pada diri mereka.

Tak pernah terbayang aku akan berteman dengan para "Bidadari Surga", teman-teman terbaikku yang selalu kutemui setiap harinya dan tidak pernah membiarkanku tersesat.
Kemudian aku menemukan keluarga baruku disudut lorong CC Barat kampusku, keluarga yang membuatku mau berkenalan dengan penampilan musik.
Juga mereka yang selalu mewacanakan untuk jalan-jalan. Terimakasih sudah mengajakku yang paling buta arah untuk melihat indahnya Bandung. Walaupun bagiku kini Bandung telah menjadi indah di semua sisinya.
Juga 2 maniak fisika dan seorang seniman hebat yang selalu menjadi partner terbaikku untuk berbagai misi perubahan (?)

Tak terbayang juga aku bertemu dengan seseorang, mengenalnya, dan aku memintanya untuk tidak pergi.. Bodoh sekali.








Terimakasih atas cintanya,
Entah cinta atu bukan, setidaknya terimakasih massih menyediakan tempat untukku, mungkin dihati, mungkin di otak, atau ditempat apapun yang mereka sediakan.


Sabtu, 20 Februari 2016

Dibalik Kekecewaan

Barangkali sesuatu ditunda karena hendak disempurnakan; dibatalkan karena hendak diganti yang utama; ditolak karena dinanti yang lebih baik.

-Salim A. Fillah